Selainkarena ponpes terkesan tertutup, menurut keterangan warga pihak Yayasan Ponpes Ibnu Mas'ud juga tidak pernah mau berkontribusi dalam perayaan HUT ke-72 RI. Selain itu, dari Informasi yang dihimpun, nama pesantren Ibnu Mas'ud juga muncul ke permukaan ketika aparat densus 88 melakukan penggeledahan pascaserangan bom di Sarinah, Jalan MH PondokPesantren (Ponpes) Ibnu Mas’ud Puteri , berlokasi di Jalan Sudirman Kilometer 9 , Desa Hariti Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten HSS. Minggu, 2 Februari 2020 17:19. Editor: Royan Naimi. lihat foto. istimewa. 2 KH. Mas’ud Abdul Qodir (Ngadiwarno Sukorejo Kendal) 3. Alm. Bpk. Slamet Pawiro (Parakan Sebaran Pageruyung) 4. H. Junaidi Abdul Jalal, S.Pd.I (Parakan Sebaran Pageruyung) Adapun yang ditunjuk sebagai Pimpinan Pesantren Darul Amanah adalah KH. Mas’ud Abdul Qodir, alumni Gontor tahun 1975. PonpesIbnu Mas'ud studies Education, Social Sciences, and History. . Ibnu Mas'udPondok Pesantren Tahfidz Qur'an Beranda Profil Program Pendaftaran Galeri Blog Kontak Live Chat Takhasus 30 Juz - Mutqin 30 Juz- Leadership & Manajerial- 2 Tahun Masa Pendidikan- Full Beasiswa Persiapan Kuliah - 30 Juz- Leadership & Manajerial- 1 Tahun Masa Pendidikan- Berbayar Program Tahfidz Ziyadah Ujian Juz & Kelipatan Muroja’ah MHQ Tahsin Sanad Penerimaan Santriwati Baru Tahun Ajaran 2023/2024 cara pendaftaran online bisa disimak pada video cara pendaftaran online Tonton Juga Video PSB 2020 ” Ayo mondok di Ibnu Mas’ud Putri “ cara pendaftaran online bisa disimak pada video cara pendaftaran online Pendaftaran secara online dapat dilakukan dengan cara mengisi Formulir Pendaftaran pada link berikut ini. cara pendaftaran online bisa disimak pada video cara pendaftaran online Sedangkan pendaftaran offline dapat dilakukan dengan cara mengunjungi Sekretariat PSB Pondok Pesantren Ibnu Mas’ud Putri yang beralamatkan di Jln. Jendral Sudirman Desa Hariti, Kecamatan Sungai Ray, Kabupaten Hulu Sungai Selatan 71271 Waktu dan Tempat Gelombang I Satu dari tanggal 01 sampai 31 Maret 2022. Tes Seleksi Calon Santriwati Baru Tanggal Ahad,22 Mei 2022 Tempat Pondok Pesantren Ibnu Mas’ud Putri Jam WITA Formulir Pendaftaran dapat diunduh pada link berikut ini Kontak Person Ustadzah. Nina Yarni, WA/Telp 085249950975 Ustadzah. Elly Ermayanti, , WA/Telp 0823 3553 8299 Ustadzah. Novita Sari , WA/Telp 087818080184 Ustadzah. Dina Nor Ajimah , WA/Telp 0882019601050 Pesantren Ibnu Mas'ud Foto Reuters/BeawihartaUmurnya baru 11 tahun ketika Hatf Saiful Rasul berkata pada ayahnya, bahwa ia ingin pergi ke Suriah dan menjadi pejuang ISIS. Tentu saja, sang ayah tak langsung percaya. Baginya, kemauan anaknya untuk bertarung di Suriah hanya candaan semata. “Tapi jadi berbeda ketika Hatf ngomong begitu terus-terusan.”Hatf memang terus meyakinkan ayahnya. Ia bilang bahwa teman-teman dan sebagian guru di pesantren tempat ia belajar, Ibnu Mas’ud, telah berangkat dan menjadi pejuang bagi ISIS. Di 2015, sang ayah menyetujui keinginan sang anak untuk berangkat ke Suriah. Pada akhirnya, ayahnya juga bukan orang yang jauh dari gelanggang jihad militan. Ayah Hatf adalah Syaiful Anam alias Brekele, terpidana kasus terorisme dengan lama hukuman 18 tahun penjara. Ia merupakan salah satu pelaku peledakan bom di Pasar Tentena, Poso, Sulawesi Tengah, di tahun 2005. Salah satu alasan Anam menyetujui keinginan anaknya adalah karena ia menganggap bahwa pesantren Ibnu Mas’ud tempat anaknya bersekolah dipimpin oleh “rekan-rekan pejuang dengan ideologi yang sama” dengan dirinya. Apabila delapan orang gurunya dan tiga santrinya telah menjadi martir ISIS di Suriah, mengapa anaknya yang menjadi siswa di pesantren tersebut tidak mengambil langkah yang sama?Hatf Saiful Rasul di Suriah Foto TELEGRAM/Handout via REUTERSKesaksian tersebut diungkap Syaiful Anam dalam sebuah essai kata yang dilansir oleh Reuters. Dalam essai tersebut, Anam menjelaskan bahwa anaknya pergi ke Suriah bersama beberapa orang keluarganya pada 2015. Di sana, mereka bergabung dengan militan ISIS asal Prancis. Menurut Reuters, kebenaran informasi keberangkatan Hatf ke Suriah tersebut dikonfirmasi oleh pihak keamanan Indonesia. Hatf hanyalah satu dari 12 orang dari Pesantren Ibnu Mas’ud yang berangkat ke Timur Tengah untuk berjuang bersama ISIS dalam kurun waktu 2013 hingga 2016. Selain 12 orang itu, ada 18 orang lainnya yang punya hubungan dengan Pesantren Ibnu Mas’ud telah menjadi tersangka, buron, atau bahkan telah tewas di tangan personel anti-terorisme Indonesia. Pihak Pesantren Ibnu Mas’ud sendiri menolak segala tuduhan bahwa pesantrennya terkait ataupun mendukung ISIS maupun kelompok militan Islam lainnya. Bahkan, Jumadi, juru bicara pesantren tersebut, menolak pesantrennya telah mengajarkan interpretasi ekstrem Islam ke santri-santri mereka.“Kami tak punya kurikulum,” ucap Jumadi kepada Reuters. “Tapi Kami fokus pada ilmu tahfiz, menghafal Alquran, juga hadits. Kami mengajari siswa kami tentang bahasa Arab, tentang iman, dan sejarah Islam.”Jumadi mengakui bahwa Hatf memang merupakan salah satu bekas murid pesantren tersebut. Namun, ia tidak mengetahui alasan mengapa Hatf meninggalkan pesantren juga mengaku tak mengetahui perkara pengajar dan santri pesantren tersebut yang pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS -kecuali tiga guru dan seorang murid yang tertangkap di Singapura tahun lalu. Pondok Pesantren Ibnu Mas’ud terletak di kaki Gunung Salak, tepatnya di desa Sukajaya, Tamansari, Bogor. Dalam pesantren tersebut terdapat beberapa bangunan yang menjadi ruang kelas, asrama, dan sebuah masjid. Jumlah santrinya mencapai 200 orang, dari yang masih sekolah dasar hingga siswa ponpes tersebut sebetulnya tak lepas dari perhatian pihak keamanan Indonesia. Irfan Idris, Direktur Deradikalisasi BNPT, menyebut bahwa pihaknya telah mengetahui masalah terkait Ponpes Ibnu Mas’ud. Namun begitu, lemahnya hukum kontra-terorisme di Indonesia disebutnya menjadi penyebab mengapa ponpes seperti Ibnu Mas’ud tak dikenakan aksi yang efektif.“Pada dasarnya, itu bukan domain kerja kami, ini kerjaan Kementerian Agama,” ucap Idris kepada Reuters. “Kami sudah memberi tahu Kementerian Agama bahwa mereka punya masalah dengan Ibnu Mas’ud.”Masalah tak hanya sampai di situ. Ketika ditanya mengapa pesantren tersebut tak ditutup, Kementerian Agama sendiri mengaku tak bisa berbuat banyak. “Ibnu Mas’ud tak pernah terdaftar sebagai pesantren,” ucap Kamaruddin Amin, dirjen pendidikan Agama Islam di Kementerian Agama. Jumadi membenarkan status tersebut. Syaiful Anam, ayah Hatf Foto REUTERS/BeawihartaKeinginan bertempur Hatf menemui akhir tak menyenangkan pada 1 September 2016 kemarin. Ia tewas akibat serangan udara di kota Jarabulus, Suriah, hanya dua bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-13. Syaiful Anam, bangga dengan apa yang dilakukan anaknya. “Saya tidak merasa sedih maupun kehilangan. Kecuali, sedikit kesedihan yang sebagai seorang ayah yang kehilangan anak kesayangannya,” ucap Anam kepada Reuters.“Malah, saya bangga karena anak saya telah mampu berjihad, InshaAllah.”

pesantren ibnu mas ud